Pada pertengahan bulan Januari 2014, Kota Samarinda dilanda banjir – 6 kelurahan di 3 kecamatan di Kota Samarinda. Kelurahan Gunung Lingai dan Temidung Permai di Kecamatan Sungai Pinang; Kelurahan Sempaja Selatan dan Lampake di Kecamatan Samarinda Utara; Kelurahan Sidodadi dan Gunung Kelua di Kecamatan Samarinda Ulu, banjir dengan ketinggian 20-60 cm.
Penyebab banjir (dikutip dari berbagai sumber media; http://www.antarakaltim.com/berita/18710/bpbd-kota-samarinda-evakuasi-korban-banjir):
1. curah hujan tinggi,
2. drainase yg belum normal (no 1 dan 2 dikutip dari Walikota Samarinda).
3. Sungai Mahakam pasang mulai 13 Jan dan mengalami puncak pada bulan purna 16-17 Jan,
4. Penyempitan drainase,
5. Air kiriman dari Kawasan Bukit Pinang
6. Meluapnya kolam penampungan air di kawasan tambang batu bara (3-6 dikutip dari Kepala BPBD – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Samarinda, Roby Hartono)
Walikota Samarinda, Syaharie Jaang mengatakan komitmen Pemda untuk meminimalisir banjir sebagai salah satu rencana kerja 2014. Kegiatan yg akan dilakukan (dikutip dari http://kaltim.antaranews.com/berita/18690/pemkot-samarinda-berkomitmen-akan-minimalisir-banjir):
• normalisasi Sungai Karang Mumus
• membangun drainase kota
• menata keindahan kota
• semenisasi
Apakah bukan suatu kontradiksi kegiatan semenisasi dengan minimalisir banjir? Apa penjelasannya Pak Walikota?
Gambar diambil dari https://www.facebook.com/photo.php?fbid=730649386945160&set=a.503754172968017.124046.100000003170178&type=1&comment_id=2663861&offset=0&total_comments=3&ref=notif¬if_t=photo_reply