RSS

Arsip Kategori: Penggunaan Sungai

Pasar Buah Terapung

Beberapa poto pasar buah terapung. Penjual buah mengayuh sampannya mendekati pembeli yg menunggu di tepian sungai.

buah 2

xxx

buah 3

xxx

buah 4

xxx

buah 5

xxx

buah 6

xxx

buah

xxx

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 12, 2015 inci Penggunaan Sungai

 

Tag: ,

CireBon Voyage #4: Mengenal Sumber, Putrajaya-nya Kota Udang

Sungai di Cirebon yg bersih tanpa sampah. Keren.

CireBon Voyage #4: Mengenal Sumber, Putrajaya-nya Kota Udang.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 10, 2015 inci Penggunaan Sungai

 

Tag:

Kawan Sungaiku

Hari sudah mau beranjak sore, waktunya kembali pulang. Peralatan sudah siap, jaket, tas, dan tak lupa masker penutup mulut. Aku belakangan kebingungan menentukan yang mana pulang dan yang mana kembali. 2 tahun ini kegiatan lebih banyak di Samarinda, ibu Kota Kalimantan Timur yang jarak tempuhnya kurang lebih 45  menit dari kota Tenggarong, kota kelahiranku.

Seperti biasa, aku harus menyebrangi sungai Mahakam. Transportasi yang tersedia adalah Ferry. eeettsss, jangan dibayangkan ferry yang gede yaa.. ferry yang biasa aku naiki disini hanya ferry kecil dengan muatan 16 sepeda motor. dan jangan sesekali membayangkan ferry ini terbuat dari besi yaa, karena itu salah besar. ferry yang aku maksud disni ferry tradisional, yang terbuat dari papan ulin dan dibantu dengan mesin manual untuk menjadi kemudinya.

Seseorang menghampiriku, ” 3 ribu mbak” ucapnya, dia adalah asisten dari sang pengemudi perahu. kita sebut saja seperti itu. tugasnya memang mengambil uang dari penumpangnya tidak lama ferry meninggalkan dermaga. kali ini aku duduk didepan, di bibir ferry, tidak berdekatan dengan sepeda motorku. aku coba menikmati angin sore, yaah walau diatas matahari masih sangat membuat kita tidak nyaman. dan aku tidak sendiri, asisten pengemudi duduk di sampingku dan kami mulai terlibat percakapan.

Ternyata anak yang aku tuduh dan aku beri gelar asisten pengemudi bernama Heri, umurnya 21 tahun. lewat dia aku banyak mengetahui cerita ferry tradisional ini. Heri merupakan lulusan SMK Pertanian, dia memilih untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Alasannya dia ingin membantu orang tuanya. Orang tuanya mempunyai satu unit ferry tradisional yang biasa di jalankan sehari hari.

Heri bercerita dia dan beberapa pemilik kapal bisa menghasilkan 500 ribu perhari, tapi itu belum termasuk biaya penyewaan dermaga dan membeli bahan bakar. Harganya menyewa dermaga bervariasi jelas Heri. kapal ferry Heri yang dikatagorikan kecil dikenakan biaya 60 ribu perhari, dan itupun hanya sampai jam 4 sore, jika ingin sampai malam menyewa dermaga maka akan dikenakan tambahan biaya sebesar 40 ribu rupiah.

Awalnya aku mengira orang yang punya perahu dan yang mempunyai dermaga adalah satu orang yang sama. ternyata aku salah, aku beruntung bertemu Heri sore ini dan terlibat percakapan dengannya. Lewat dia aku mengetahui hal baru.

Terima kasih Heri, pulang minggu depan aku berharap bisa ngobrol lebih banyak lagi denganmu. kawan sungaiku 😀

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 24, 2014 inci Penggunaan Sungai

 

Tag:

Samarinda Akan Gelar Festival Mahakam

Sungai Mahakam

SAMARINDA, KOMPAS.com–Dinas Pariwisata Samarinda akan menggelar pertunjukan dan lomba seni dengan nama Festival Mahakam yang merupakan agenda tahunan dengan banyak tujuan, di antaranya, memikat wisatawan agar mengunjungi kota itu.

“Festival Mahakam 2011 ini sebagai langkah awal menuju ’national event’ yang akan digelar 2013. Kami berharap festival tahun ini bisa sukses seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Samarinda, Kalimantan Timur, Nazarudin di Samarinda, Senin.

Target utama kegiatan ini adalah “local event” Samarinda, kemudian 2012 “regional event” Kaltim dan pada 2013 “national event”. Untuk menuju rangkaian itu, maka akan diawali pada Festival Mahakam 2011.

“Pelaksanaan Festival Mahakam memang pada 11-15 November, namun rangkaian acara akan kita mulai sejak September,” kata Nazar yang didampingi sekretarisnya HM Faisal.

Faisal menyebutkan, tahapan acara dimulai dengan peluncuran Festival Mahakam pada September, Pra Festival Mahakam pada Oktober, dan  pelaksanaan Festival Mahakam 11-15 November 2011 dengan lokasi di Tepian Mahakam, Samarinda.

Peluncuran itu akan diisi acara panggung hiburan, jalan santai Hari Olahraga Nasional (Haornas), Panggung Budaya, Duta Lalu Lintas, konser 2 Kemenangan Andra And The BackBone dan Ungu, aksi bersih Mahakam dan sepeda santai.

Sedangkan Pra Festival pada Oktober akan diisi acara Festival Seni Citra Niaga, Pesta Blogger, Launching Free Wifi Balaikota, Lomba Foto Air Terjun Tanah Merah, Aksi Bersih Mahakam dan Festival Drum Band Kaltim.

Untuk Festival Mahakam akan digelar di Tepian Mahakam mulai 11-15 November diisi acara Mahakam Expo UKM, lomba renang menyeberangi Sungai Mahakam, lomba tambangan hias dan balapan ketinting.

Ada juga parade band pub/festival band, festival Tari Gantar, Tari Jepen, festival Habsyi, Karnaval Mahakam, lomba masakan dan kue tradisional, lomba olahraga tradisional, lomba mewarnai dan menggambar.

Menurut dia, kegiatan selama 3 bulan itu mendapat dukungan dana dari APBD Samarinda senilai Rp60 juta, sedangkan biaya selebihnya adalah merangkul partisipasi pihak swasta.

“Dari kegiatan ini kami akan menggali, melestarikan dan mempromosikan seni budaya, dengan tujuan meningkatkan kepariwisataan, kunjungan wisatawan serta mendorong berkembangnya usaha kepariwisataan,” kata Nazar.

Sumber : ANT
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Agustus 23, 2011 inci Penggunaan Sungai

 

Warung Tegal ala Mahakam

Di setiap daerah selalu ada yg khas. Itu menunjukkan keeratan dengan kondisi alam yg tersedia, juga bagaimana interaksi antara masyarakat di daerah itu.

Kalau di Pulau Jawa, istilah Warung Tegal atau disingkat Warteg sebagai warung makan murah meriah sangat populer di kalangan rakyat. Di Sungai Mahakam ada juga yg jualan Warteg. Karena ada banyak orang yg beraktifitas di sungai, maka Warteg ini pun beroperasinya di sungai.

mendekat

warteg apung

Warteg Apung bisa ditemukan di Sungai Mahakam. Kita bisa memanggil Warteg dan si warung perahu yg akan mendekati.

Saat si warung apung mendekat kita bisa memilih menu apa yg kita suka. Sang penjaja akan membungkus sesuai pesanan.

Menu di perahu itu nasi kuning (sarapan pagi khas Kalimantan Timur-Tengah – Selatan). Lauknya bisa pilih pake ikan gabus masak merah, telor masak merah, atau ayam masak merah (makanya dalam poto berikut, bumbu dalam panci terlihat berwarna merah).

transaksi

pake ikan gabus atau telor?

Bungkus nasi memakai kertas nasi. Mudah didapat di banyak tempat. Menu ikan menjadi favorit di Warteg Apung. Satu bungkus nasi rames dengan lauk sepotong ayam, minimal 15 ribu. Kalau untuk harga nasi bungkus di Kaltim ini, 10 ribu cuma buat sarapan pake telor.

membungkus

membungkus nasi rames sesuai pesanan

membayar

terimakasih pak.

Dan transaksi pun selesai ketika si pembeli Dan transaksi pun selesai ketika si pembeli membayar.

Foto-foto ini diambil di sekitar Perairan Tenggarong, dekat pelabuhan. Pada umumnya  kapal motor penumpang yang membawa penumpang dari daerah hulu akan tiba di Pelabuhan Tenggarong pas pagi hari, antara jam 6.30 – 7.00 pagi. Jam yg pas untuk sarapan. Ada banyak penjual nasi akan meloncat masuk kapal ketika kapal merapat di pelabuhan, menawarkan menu sarapan.

Si penjual ini adalah salah seorang dari penjual perahu yg tersisa. Pada tahun 70an sampai 80an, ketika kapal sungai hanya satu-satunya pilihan transportasi hulu-hilir, ada banyak penjual apung yg seperti ini.

mengangkat jangkar

mengangkat jangkar siap berdagang kembali

Ketika kapal pelan merapat ke pelabuhan untuk menurunkan penumpang, maka dia akan merapatkan perahunya ke kapal dan menambatkannya pada tiang kapal. Dia akan melayani pembeli dari perahunya dan akan menyelesaikan transaksi dengan cepat karena dia harus segera melepaskan ikatan perahu dari kapal ketika kapal mulai bergerak maju. Dia harus sangat hati-hati karena kalau terkena ombak baling-baling kapal, perahu kecilnya itu bisa oleng dan karam. Jadi mesti pintar-pintar melihat arah kapal.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Agustus 22, 2011 inci Penggunaan Sungai

 

Tag: ,