Di setiap daerah selalu ada yg khas. Itu menunjukkan keeratan dengan kondisi alam yg tersedia, juga bagaimana interaksi antara masyarakat di daerah itu.
Kalau di Pulau Jawa, istilah Warung Tegal atau disingkat Warteg sebagai warung makan murah meriah sangat populer di kalangan rakyat. Di Sungai Mahakam ada juga yg jualan Warteg. Karena ada banyak orang yg beraktifitas di sungai, maka Warteg ini pun beroperasinya di sungai.
Warteg Apung bisa ditemukan di Sungai Mahakam. Kita bisa memanggil Warteg dan si warung perahu yg akan mendekati.
Saat si warung apung mendekat kita bisa memilih menu apa yg kita suka. Sang penjaja akan membungkus sesuai pesanan.
Menu di perahu itu nasi kuning (sarapan pagi khas Kalimantan Timur-Tengah – Selatan). Lauknya bisa pilih pake ikan gabus masak merah, telor masak merah, atau ayam masak merah (makanya dalam poto berikut, bumbu dalam panci terlihat berwarna merah).
Bungkus nasi memakai kertas nasi. Mudah didapat di banyak tempat. Menu ikan menjadi favorit di Warteg Apung. Satu bungkus nasi rames dengan lauk sepotong ayam, minimal 15 ribu. Kalau untuk harga nasi bungkus di Kaltim ini, 10 ribu cuma buat sarapan pake telor.
Dan transaksi pun selesai ketika si pembeli Dan transaksi pun selesai ketika si pembeli membayar.
Foto-foto ini diambil di sekitar Perairan Tenggarong, dekat pelabuhan. Pada umumnya kapal motor penumpang yang membawa penumpang dari daerah hulu akan tiba di Pelabuhan Tenggarong pas pagi hari, antara jam 6.30 – 7.00 pagi. Jam yg pas untuk sarapan. Ada banyak penjual nasi akan meloncat masuk kapal ketika kapal merapat di pelabuhan, menawarkan menu sarapan.
Si penjual ini adalah salah seorang dari penjual perahu yg tersisa. Pada tahun 70an sampai 80an, ketika kapal sungai hanya satu-satunya pilihan transportasi hulu-hilir, ada banyak penjual apung yg seperti ini.
Ketika kapal pelan merapat ke pelabuhan untuk menurunkan penumpang, maka dia akan merapatkan perahunya ke kapal dan menambatkannya pada tiang kapal. Dia akan melayani pembeli dari perahunya dan akan menyelesaikan transaksi dengan cepat karena dia harus segera melepaskan ikatan perahu dari kapal ketika kapal mulai bergerak maju. Dia harus sangat hati-hati karena kalau terkena ombak baling-baling kapal, perahu kecilnya itu bisa oleng dan karam. Jadi mesti pintar-pintar melihat arah kapal.